Sayangnya Tuhan

sayangnya tuhan

“Kalau mendapat musibah dari Tuhan sebaiknya jangan buru-buru marah, gusar atau berfikir Tuhan selalu tidak adil pada kita. Sebaiknya kita harus bersyukur. Karena Dia tengah mengingatkan kita. Menegur kita untuk mengintrospeksi diri. Menyadari kesalahan untuk kembali ke jalan yang benar.”

Saya mau cerita. Jadi hari ini bakalan dihelat demo eskul di sekolah dan saya turun tangan untuk mengurus beberapa bagian. Demo ekskul jurnalistik tepatnya. Nah, kemarin malam saya mengerjakannya sekitar tiga jam. Mata memanas, kepala pusing, hidung mbeler jadi satu semua, deh. Bener-bener gerah pengen cepet selesai. Ketika udah kelar dan melihat balik ke film saya, eh ternyata oh ternyata, kok, ya hasilnya tidak memuaskan alias cacat di akhir bagian. Ya, saya sebagai melankolis-perfeksionis nggak bisa terima dong. Agh.

Jadilah saya mengulang bagian yang rusak lantas menggabungkannya dengan yang lain. Saya bekerja tanpa henti dengan setekad semangat membara bahwa videonya harus sempurna untuk ditampilkan esok pagi.

Setelah kurang lebih 45 menit, kerjaan saya yang saat itu tinggal finishing untuk disave tiba-tiba macet mendadak dengan embel-embel ‘not responding and have to be closed.’ Kontan saya marah, dong. Astaghfirullah, ini tinggal sedikit lagi padahal. Haduh. Agh. Ya Allah! Hingga akhirnya tak ada jalan lain selain mengulang.

Well, mau nggak mau saya sadar. Bahwa urusan duniawi telah memperbudak saya. Melarutkan saya dalam kesibukan semu yang kalau salah-salah bisa menjerumuskan.

Saya pun terpekur. Tidak terlalu lama, sih. Karena saya mengerti benar masih ada kewajiban yang harus dibayar. Masih ada tuntutan yang tidak seharusnya saya lalaikan begitu saja.

Ketika menuliskan ini di buku harian, saya fikir mengistirahatkan otak akan me-refresh kembali kondisi tubuh saya. Jadilah kemarin langsung tidur dan bangun dengan kecemasan tingkat dewa.

Setelah sahur saya buru-buru melanjutkan pekerjaan kemarin. Yah, lebih tepatnya mengulang kembali, sih. Tapi tiba-tiba waktu buka aplikasinya, pertanda recovery projek yang lalu muncul. Saya klik-lah itu. Harap-harap cemas bahwa kerjaan kemarin masih ada.

Beberapa waktu menunggu loading saya pun bersyukur. Alhamdulillah ternyata memang masih ada. Tinggal dipoles sedikit dan di-render. Selesailah sudah. Bener-bener nggak terduga :’)

Yah, memang tak ada alasan untuk tidak mencintai Tuhan.

***
Sidoarjo, 18 Juli 2013

2 thoughts on “Sayangnya Tuhan

Leave a comment